Hari, jam, menit, detik berjalan
Seakan hadir tanpa lawan
Terus menerus tak tertawan
Berlalu tanpa kawan
Dia perlahan berlalu
Tetap saja ada yang acuh
Mengedepankan dunia dan hawa nafsu
Tanpa sadar bahwa kembalinya belum tentu
Sudah sebuah kemewahan kita bertemunya kali ini
Masih saja menyia-nyiakannya tanpa tahu diri
Yakinkah kita bahwa dia akan kembali?
Atau masihkah kita ada saat dia hadir?
Mari renungkan kembali sebelum dia benar-benar pergi.
*Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Manajemen Haji dan Umrah (MHU) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) semester II.
Sumber: https://washilah.com/2019/05/pergi-oleh-nur-isna-mulyani-rasya/